PERCOBAAN
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
A.
TUJUAN
-
Menentukan
kenaikan titik didih larutan.
B. DASAR TEORI
Titik didih normal cairan murni atau
larutan adalah suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm, karena zat terlarut
menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan harus dinaikkan agar ia mendidih.
Artinya, titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarut murni.
Peristiwa ini disebut sebagai peningkatan titik didih, merupakan metode
alternatif untuk menentukkan masa molar (Syukri, 1999).
Peralihan wujud suatu zat ditentukan
oleh suhu dan tekanan , misalnya air pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih
100oC dan titik beku 0oC. Jika air mengandung zat
terlarut yang sukar menguap (misalnya gula), maka titik didihnya akan lebih
besar dari 1000C dan titik bekunya lebih kecil dari 00C.
Perbedaan itu disebut dengan peningkatan titik didih (∆Tb) dan penurunan titik
beku (∆Tf) (Syukri, 1999).
Peningkatan titik didih dan
penurunan titik beku dari suatu larutan berbanding lurus dengan konsentrasi
molal (m) dari larutan. Tiap pelarut mempunyai konsenta tertentu yang spesifik.
Konsenta ini disebut dengan tetapan kenaikan titik didih (Kb).
C.
ALAT DAN BAHAN
-
Tabung reaksi
-
Termometer
-
Kaki tiga
-
Bunsen /
spiritus
-
Korek api
-
Air suling
-
Kasa
-
Larutan gula 1 m
-
Larutan gula 2 m
-
Larutan NaCl 1 m
D.
LANGKAH KERJA
1.
Masukkan 5 ml air suling ke dalam tabung reaksi.
2.
Panaskan air
tersebut menggunakan bunsen hingga mendidih.
3.
Setelah air
mendidih, ukurlah titik didihnya dengan
menggunakan termometer.
4.
Ulangi langkah no. 1-3 diatas, dengan mengganti air dengan larutan
gula 1 m, larutan gula 2 m dan larutan NaCl 1 m.
E.
HASIL PENGAMATAN
Titik didih air suling
=
No.
|
Larutan
|
Titik
didih
|
Kenaikan
Titik didih
|
1.
|
Gula
1 m
|
|
|
2.
|
Gula 2 m
|
|
|
3.
|
NaCl
1 m
|
|
|
PEMBAHASAN
Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan
elektron terurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion. Larutan non
elektrolit merupakan larutan ang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena
tidak trurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion.
NaCl
merupakan larutan elektrolit, sedangkan gula merupakan
larutan non elektrolit. Gula tidak
terionisasi sehingga tetap sebagai molekul, itulah sebabnya pada konsentrasi
yang sama NaCl mempunyai ∆Tb 2x
lebih besar dari pada gula. Pada
kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar
dibanding larutan non elektrolit (gula).
F.
KESIMPULAN
1.
Kenaikan titik
didih tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut, tetapi bergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan.
2. Titik
didih
larutan non elektrolit lebih rendah dari pada larutan elektrolit pada massa
yang sama.
3.
Semakin besar
kemolalan larutan, maka semakin tinggi kenaikan
titik didihnya.
4.
Titik didih pelarut murni (air) lebih rendah dibanding titik didik larutan gula dan NaCl.
PERCOBAAN
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
A.
TUJUAN
-
Menentukan
penurunan titik beku larutan.
B. DASAR TEORI
Titik beku normal cairan murni atau
larutan adalah suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm, karena zat terlarut
menaikkan tekanan uap, maka suhu larutan harus diturunkan agar ia membeku.
Artinya, titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Peristiwa
ini disebut sebagai penurunan titik beku.
Peralihan wujud suatu zat ditentukan
oleh suhu dan tekanan , misalnya air pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih
100oC dan titik beku 0oC. Jika air mengandung zat
terlarut yang sukar menguap (misalnya gula), maka titik didihnya akan lebih
besar dari 1000C dan titik bekunya lebih kecil dari 00C.
Perbedaan itu disebut dengan peningkatan titik didih (∆Tb) dan penurunan titik
beku (∆Tf) (Syukri, 1999).
Peningkatan
titik didih dan penurunan titik beku dari suatu larutan berbanding lurus dengan
konsentrasi molal (m) dari larutan. Tiap pelarut mempunyai konsenta tertentu
yang spesifik. Konsenta ini disebut dengan tetapan penurunan titik beku (Kf).
C.
ALAT DAN BAHAN
-
Tabung reaksi - Air suling
-
Beker plastik - Larutan gula 1 m
-
Termometer - Larutan gula 2 m
-
Pengaduk kaca - Larutan NaCl 1 m
-
Es - Kristal garam dapur
D.
LANGKAH KERJA
1.
Masukkan es dan
kristal garam dapur ke dalam beker plastik kira-kira sebanyak 300 ml.
2.
Masukan air
suling ke dalam tabung reaksi setinggi 1 cm, juga larutan gula 1 m, larutan
gula 2 m dan larutan NaCl 1 m ke dalam tabung reaksi lain.
3.
Masukkan keempat
tabung reaksi tadi ke dalam beker plastik yang telah berisi es dan kristal
garam dapur.
4.
Masukkan pengaduk
kaca ke tabung reaksi dan gerakkan naik-turun perlahan, agar cepat membeku.
5.
Setelah membeku,
angkatlah dari beker plastik, dan ukur titik bekunya dengan
menggunakan termometer.
E.
HASIL PENGAMATAN
Titik beku air suling
=
No.
|
Larutan
|
Titik beku
|
Penurunan
Titik didih
|
1.
|
Gula 1 m
|
|
|
2.
|
Gula 2 m
|
|
|
3.
|
NaCl 1 m
|
|
|
PEMBAHASAN
Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan
elektron terurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion. Larutan non
elektrolit merupakan larutan ang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena
tidak trurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion.
NaCl merupakan larutan elektrolit,
sedangkan gula merupakan larutan non elektrolit. Gula
tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul, itulah sebabnya pada
konsentrasi yang sama NaCl mempunyai ∆Tf 2x lebih besar dari pada gula. Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan
elektrolit (NaCl) lebih besar dibanding larutan non elektrolit (gula).
Mengapa menggunakan garam untuk membekukan larutan?
Karena garam memiliki titik beku yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan pelarut murni “air”. Apabila ke dalam air kita larutkan
garam dan kemudian suhunya diturunkan sedikit demi sedikit, maka dengan
berjalannya waktu larutan tersebut secara perlahan akan berubah menjadi fasa
padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara
keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan
fasa padat, akibatnya saat proses pendinginan berlangsung, larutan akan
mempertahankan fasanya dalam keadaan cair. Hal ini menyebabkan potensial kimia
pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah sedangkan potensial kimia pelarut
dalam fasa padat tidak terpengaruh. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut
akan menurunkan titik beku larutannya.
F.
KESIMPULAN
1.
Penurunan titik beku
tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut, tetapi bergantung pada banyaknya
partikel zat terlarut dalam larutan.
2. Titik
beku larutan non elektrolit lebih rendah dari pada larutan elektrolit pada
massa yang sama.
3. Semakin
besar kemolalan larutan, maka semakin tinggi penurunan titik bekunya.
4. Titik
beku pelarut murni
(air) lebih tinggi dibanding titik beku larutan gula dan NaCl.
No Response to "Percobaan Titik Didih dan Titik Beku Larutan"
Posting Komentar
silahkan komen seperlunya :D